MAKALAH
MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
KEMATIAN
IBU HAMIL YANG DISEBABKAN PENDARAHAN
PADA
TRIMESTER III
OLEH
KELOMPOK :
1.
INDRI TAN (11.14.1012)
2.
MARIA
YULIANI PURBA (11.14.1022)
3.
NI LUH PUTU
WAHYU M.P (11.14.1028)
AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
Taufik-Nya yang dilimpahkan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Kematian Ibu Hamil yang disebabkan Pendarahan pada Trimester III.
Pembuatan
Makalah ini merupakan tugas terstruktur dari mata kuliah kebidanan dan merupakan
salah satu mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan.
Sebagai
penulis, kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan
tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Sugiarti,SKM.,M.Kes,
selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
2. Henny
Juaria,SKM.,M.Kes, selaku Dosen dari Mata Kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan
3. Kedua
orang tuaku dan adikku yang senantiasa memberikan do’a dan semangat.
Namun
dalam pembuatan Makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
dengan peningkatan kualitas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para mahasiswa.
Surabaya, 7 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………….....................
KATA PENGANTAR …………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………..
1.1 Latar
Belakang …………………………………………….
1.2 Tujuan
Penulisan ……………………………………….....
1.3 Manfaat
Penulisan ………………………………………...
BAB II ISI ………………………………………………………
2.1 Definisi dan
Klasifikasi Perdarahan Antepartum ………….
2.2 Penyebab
Perdarahan Antepartum ………………………..
1. Kelainan
Plasenta ……………………………………..
2. Kelainan Insersi Tali Pusat
............................................
3. Kelainan
Serviks dan Vagina …………………………
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus Semu
...........................................................................
3.2 Siklus
PDCA..........................................................................
BAB IV PENUTUP ……………………………………………....
4.1 Kesimpulan
………………………………………………..
4.2 Saran
……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kehamilan
merupakan suatu proses yang alami bagi seorang wanitadimana saat itu terjadi
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilan
kelahiran bayi normal sehat dan cukup bulan. Namun semua itu kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga menimbulkan resiko yang bisa
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi.
Salah satu sasaran yang ditetapkan pemerintah
pada tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi 16 per 1000 kelahiran hidup
(depkes RI, 2008)
Dan penyebab terbanyakdari angka kematian ibu
tersebut adalah pendarahan (30-35%), infeksi (20-25%), sedangkan penyebab
kematian bayi adalah asfiksia neonatorum (19,0%) , infeksi (23-24%), prematuritas
(15-20%), trauma persalinan (2-7%)dan cacat bawaan (1-3%).
( Ida Bagus Gede Manuaba,
1998 :5)
Dengan pernyataan diatas maka perlu dikembangkan ketrampilan bagi para
bidan untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya keadaan yang beresiko
padakehamilan dan proses persalinan nantinya. Adanya pemeriksaan antenatal care
yang memeriksa keadaan ibu secara dini apabila ada kelainan yang ditemukan
dengan tujuan agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas
dengan baik dan bayinya dalam keadaan sehat.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu untuk mengetahui penyebab dan bahaya pada perdarahan Trimester III bagi
ibu dan janinnya.
1.3
Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat yang diperoleh dengan mempelajari tentang
perdarahan Trimester III, yaitu penulis dapat mengetahui pencegahan dan
penanggulangan perdarahan, selain itu penulis dapat mengetahui bahaya dan
resikonya pada ibu dan janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi
Perdarahan
antepartum merupakan perdarahan yang terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan
tua. Abortus merupakan perdarahan pada kehamilan muda.
HAP (Haemorraghic Ante Partum) biasanya 3% dari persalinan,28,3%
kematian perinatal.
Pedarahan antepartum biasanya di batasi pada perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 28 Minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada
kehamilan sebelum 28 Minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 Minggu biasanya
lebih banyak & lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 28 Minggu, oleh
karena itu memerlukan penanganan berbeda.
Kehamilan
< 28 Minggu → Abortus
> 28 Minggu →
Perdarahan antepartum
2.2 Patofisiologi
Penyebab
perdarahan antepartum
1.
Kelainan Plasenta
a.
Plasenta Previa :
Plasenta
previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
1)
Klasifikasi
Plasenta
previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu tertentu.
2)
Jenis plasenta previa:
·
Plasenta previa totalis : seluruh pembukaan jalan
lahir tertutup plasenta.
·
Plasenta previa lateralis/parsialis : sebagian
pembukaan jalan lahir tertutup plasenta.
·
Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan.
·
Plasenta letak rendah : plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus, tapi belum sampai menutupi pembukaan
jalan lahir.
Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan,
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. Karena klasifikasi tidak
didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologis, maka klasifikasi akan
berubah setiap waktu.
3)
Frekuensi
Plasenta
previa terjadi kira-kira 1 diantara 200 persalinan.
4)
Etiologi
Plasenta previa pada primigravida yang berumur
> 35 Th , 10 kali lebih
sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur < 25 Th.
sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur < 25 Th.
5)
Gambaran klinik
·
Darah berwarna merah segar
·
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
·
Kelainan letak janin
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa alasan, maka sesegera
mungkin pasien datang ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Penentuan letak plasenta previa
·
Penentuan letak plasenta secara langsung .
Perabaan
fornises / melalui kanalis servikalis, berbahaya karena dapat menimbulkan
perdarahan banyak.
·
Penentuan letak plasenta tidak langsung.
USG adalah
cara yang sangat tepat, karena tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu
dan janinnya & tidak menimbulkan rasa nyeri.
·
Diagnosis
Setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus
dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa, solusio plasenta dll.
·
Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28
Minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida.
Banyak perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari
pemeriksaan hematokrit.
·
Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP,
apabila presentasi kepala biasanya kepala masih terapung diatas PAP & sukar
didorong ke dalam PAP.
·
Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks & vagina,
seperti erosio porsionis uteri, karsinoma porsio uteri, polipus serviks uteri,
varises vulva & trauma. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum harus dicurigai plasenta previa.
Penanganan
·
Prinsip dasar penanganan
Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim
ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah &
operasi.
·
Penanganan pasif
-
Jika perdarahan diperkirakan tidak membahayakan
-
Janin masih premature dan masih hidup
-
Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu
-
Tafsiran berat janin belum sampai
2500 gram
-
Tanda persalinan belum mulai dapat dibenarkan untuk
menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih baik.
-
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
-
Tangani anemia
-
Untuk menilai banyaknya perdarahan harus lebih
didasarkan pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara berkala, dari
pada memperkirakan banyaknya darah yang hilang pervaginam.
Tujuan penanganan pasif
:
Pada kasus tertentu sangat bermanfaat untuk mengurangi
angka kematian neonatus yang tinggi akibat prematuritas. Pada penanganan pasif
ini tidak akan berhasil untuk angka kematian perinatal pada kasus plasenta
previa sentralis.
·
Penanganan aktif
-
Perdarahan di nilai membahayakan
-
Terjadi pada kehamilan lebih dari 37 Minggu
-
Tafsiran berat janin lebih dari 2500 gram tanda
persalinan sudah mulai
-
Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di meja operasi.
Terdapat 2 pilihan cara persalinan :
Ø Persalinan
pervaginam
Bertujuan
agar bagian terbawah janin menekan plasenta & bagian plasenta yang berdarah
selama persalinan berlangsung. Sehingga perdarahan berhenti.
Dilakukan dengan cara :
1.
Pemecahan selaput ketuban karena
- Bagian
terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah
- Bagian
plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti regangan segmen bawah uterus
sehingga pelepasan plasenta dapat dihindari
2. Pemasangan
Cunam Willett dan versi Braxton Hiks
Ø Seksio
sesarea
Prinsip
utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga
walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap
dilakukan.
Prognosis
Pada plasenta previa dengan
penanggulangan yang baik maka kematian ibu rendah sekali,tapi jika
keadaan janin buruk menyebabkan kematian perinatal prematuritas.
b. Solusio
Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya
plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.
Solusio plasenta dibagi dalam 3 macam :
1. Solusio
plasenta totalis : plasenta lepas seluruhnya
2. Solusio
plasenta parsialis : plasenta lepas sebagian
3. Solusio
plasenta ringan / ruptura sinus marginalis : Plasenta lepas pinggirnya
(sedikit).
Penyebab solusio placenta belum diketahui :
Faktor predisposisi
1. Umur ibu tua
2. Multiparitas
3. Hipertensi
kronis
4. Pre eklamsi
5. Trauma
6. Tali pusat
pendek
7. Tekanan vena
cava inferior
8. Defisiensi
asam folik
Manifestasi klinis :
·
Solusio plasenta ringan
Terjadi
ruptura sinus marginalis / sebagian kecil plasenta yang lepas, perdarahan
sedikit / terjadi bisa pervaginam dan berwarna kehitaman, perut agak sakit atau
tegang, bagian janin masih mudah diraba.
·
Solusio plasenta sedang
Terjadi
pelepasan plasenta lebih dari 1/4 bagian atau kurang dari 2/3 bagian, sakit
perut berlebihan, perdarahan pervaginam, dinding uterus tegang dan nyeri tekan
sehingga janin sukar diraba, ibu syok dan gawat janin, kelainan pembekuan darah
& ginjal.
·
Solusio plasenta berat
Plasenta
lepas lebih dari 2/3 bagian, terjadi tiba-tiba, ibu syok dan janin sudah
meninggal, terjadi perdarahan pervaginam, kelainan pembekuan darah & payah
ginjal.
Gejala solusio plasenta
1. Jika darah
masih sedikit maka tidak selalu terjadi perdarahan pervaginam.
2. Gejala awal :
-
nyeri abdomen
-
uterus tegang
-
nyeri tekan uterus
3. Darah
berwarna kehitaman
4. Perdarahan
banyak sehingga terjadi syok dan janin sudah meninggal
Komplikasi
-
Perharahan sehingga terjadi syok hipovolemik
-
Kelainan pembekuan darah
-
Oliguria sampai dengan payah ginjal
-
Gawat janin sampai menyebabkan kematian janin
Penanganan
1)
ANC
-
Harus waspada jika ada factor presdiposisi maka harus
ditangani dengan segera
-
Kelainan letak janin
-
Bagian bawah janin belum masuk PAP maka harus
dicurigai terjadi plasenta previa sehingga segera di lakukan pemeriksaan dengan
USG
-
Tangani anemia
-
Pemeriksaan golongan darah ibu & calon donor
-
ANC & persalinan harus dilaksanakan di Rumah sakit
2)
Pertolongan pertama
-
Pada setiap perdarahan lebih dari normal sebelum
persalinan harus dianggap HAP apapun penyebabnya
-
Harus dibawa ke rumah sakit yang memiliki sarana
operasi dan tranfusi darah
-
Periksa dalam (VT) menyebabkan banyak perdarahan
sehingga tidak boleh dilakukan diluar kamar operasi
-
Tampon vagina tidak berguna karena berbahaya
-
Pasang infus sebelum syok
-
Penyediaan darah segera
Penanganan
1.
Solusio plasenta ringan
-
Pada kehamilan kurang dari 37 Minggu jika
perdarahan berhenti, nyeri abdomen berkurang, uterus tidak tegang,
maka pasien boleh pulang, tetapi jika perdarahan bertambah lagi &
tanda-tanda solusio plasenta berlebihan maka akhiri kehamilannya.
-
Pada kehamilan lebih dari 37 Minggu dengan mengakhiri
kehamilan.
2.
Solusio plasenta sedang dan berat
-
Sediakan /pasang tranfusi darah
-
Memecahkan ketuban dapat dilakukan persalinan
pervaginam lebih 6 jam, setelah solusio plasenta maka harus dilakukan seksio
sesarea.
-
Sediakan/beri infus oksitosin
-
Penanganan komplikasi
Prognosis
Pada solusio
plasenta prognosis tergantung luas plasenta yang lepas, banyaknya perdarahan,
cepatnya penanganan yang ditunjukan oleh ibu.Untuk solusio plasenta berat 100%
kematian pada janin.Untuk solusio plasenta ringan dan sedang tergantung pada
luas plasenta yang lepas, usia kehamilan yang ditunjukan untuk janin.
2. Kelainan insersi tali pusat
Insersi tali pusat normal yaitu bagian tengah
Abnormal :
1)
Insersi dipinggir
2)
Insersi lapisan amnion/korion (pembungkus ketuban)
yaitu insersi velamentosa
3)
Pembuluh-pembuluh darah berjalan melalui pembukaan
serviks uteri pada persalinan saat vasa previa.
3. Kelainan
serviks dan vagina
1)
Erosio porsionis uteri
2)
Karsinoma porsionis uteri
3)
Polipus servisis uteri
4)
Varises vulvae
5)
trauma
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Semu
Ny. S
datang ke BPS Siti komariah pada tanggal 7 oktober 2013 pukul 08.00 wib ibu
mengatakan usia kehamilan 9 bulan. Ini adalah anak pertama, Ny.S mengeluh
terdapat pengeluaran darah sedikit dari jalan lahir, perut agak sakit
atautegang bila ditekan. Ibu tidak sedang mengalami tanda-tanda inpartu. Hasil
pemeriksaan bidan ditemukan:
·
Ku : baik
·
TTV : tensi : 110/70 mmHg , Nadi : 96x/mnt,
suhu : 370c, RR : 24x/mnt
3.2 Siklus PDCA
A.Plan /
Perencanaan
1. Judul
Rencana
kematian ibu hamil yang disebabkan perdarahan pada Trimester III
2. Rumusan Pernyataan dan Uraian Masalah
Salah satu sasaran yang ditetapkan pemerintah
pada tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi 16 per 1000 kelahiran hidup
(depkes RI, 2008)
Dan penyebab terbanyakdari angka kematian ibu
tersebut adalah pendarahan (30-35%), infeksi (20-25%), sedangkan penyebab
kematian bayi adalah asfiksia neonatorum (19,0%) , infeksi (23-24%), prematuritas
(15-20%), trauma persalinan (2-7%)dan cacat bawaan (1-3%).
( Ida Bagus Gede Manuaba,
1998 :5)
Membuat Gantt Chart
No
|
Kegiatan
|
Bulan / Minggu
|
I
|
II
|
III
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
mempersiapkan
alat-alat untuk pemeriksaan pasien.
|
|||||||||||||
2.
|
Mencari
penyebab terjadinya pendarahan
|
|||||||||||||
3.
|
memperbaiki
keadaan umum ibu.
|
|||||||||||||
4.
|
melakukan
pemeriksaan TTV ( tensi, Nadi, suhu).
|
|||||||||||||
5.
|
Melakukan
tes golongan darah untuk mengantisipasi terjadinya pendarahan.
|
|||||||||||||
6.
|
melakukan cek HB untuk mengetahui ibu mengalami
anemi atau tidak.
|
|||||||||||||
7.
|
melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi.
|
|||||||||||||
8.
|
mempersiapkan keluarga atau masyarakat yang mau
donor darah, jika sewaktu waktu ibu memerlukan tranfusi darah.
|
|||||||||||||
9.
10.
|
bekerjasama dengan pihak PMI setempat.
bekerja sama dengan masyarakat pengadaan
transportasi untuk mencapaitempat kesehatan, misalnya menggunakan kendaraan
milik masyarakat setempat.
|
B.
DO/ PELAKSANAAN
Melaksanakan prioritas pemecahan masalah dengan POA
Membuat POA → Format rencana pelaksanaan kegiatan
No.
|
Uraian Masalah
|
Sasaran/ target
|
Langkah kegiatan
|
Sumber daya
|
Penanggung Jawab
|
Batas waktu
|
1.
|
kematian ibu hamil yang disebabkan perdarahan pada
Trimester III
|
Menurunkan angka kematian ibu hamil yang disebabkan
perdarahan pada Trimester III
|
1. mempersiapkan
alat-alat untuk pemeriksaan pasien.
2. mencaripenyebab
terjadinya pendarahan.
3. memperbaiki
keadaan umum ibu.
4. melakukan
pemeriksaan TTV ( tensi, Nadi, suhu).
5. melakukan
tes golongan darah unruk mengantisipasi terjadinya pendarahan.
6. melakukan
cek HB untuk mengetahui ibu mengalami anemi atau tidak.
7. melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
8. mempersiapkan
keluarga atau masyarakat yang mau donor darah, jika sewaktu waktu ibu
memerlukan tranfusi darah.
9. bekerjasama
dengan pihak PMI setempat.
10. bekerja
sama dengan masyarakat pengadaan transportasi untuk mencapaitempat kesehatan,
misalnya menggunakan kendaraan milik masyarakat setempat.
|
tersedia
|
· Bidan
|
Paling lambat 2 jam untuk merujuk kerumah sakit
|
c.
CHECK/ PEMANTAUAN
Setelah
melakukan rencana kerja, selanjutnya melakukan check / penilaian apakah
tindakan yang kita lakukan sudah sesuai dengan rencana/ belum :
1.
memeriksa keadaan umum ibu
2.
memeriksa pendarahan pada jalan lahir
3.
memantau kadar HB ibu
d.
ACTION/PERBAIKAN
Selanjutnya
merumuskan tindakan perbaikan apabila terdapat penyimpangan dari pemantaun yang
telah dilakukan.
1.
Segera melakukan kolaborasi dengan dokter
2.
Segera melukukan rujukan ke fasilitas yang lebih
lengkap
3.
Segera terminasi kehamilan
4.
Memberikan tranfusi darah jika diperlukan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada ibu hamil
lebih dari 28 Minggu.
2.
Abortus merupakan pandarahan kurang dari 28 Minggu.
3.
Penyebab
perdarahan antepartum
a.
Kelainan plasenta :
-
Plasenta previa
-
Solusio previa
-
Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya
b.
Kelainan serviks & vagina
-
Erosio porsionis uteri
-
Karsionamia porsionis uteri
-
Polipus servisis uteri
-
Varises vulva
-
Trauma
4.2 Saran
Jika terjadi perdarahan
antepartum sebagai tenaga kesehata harus melakukan penanganan sesegera mungkin.
Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas
operasi dan tranfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiraharjo, Hanifa Wiknjosastro.2002.Ilmu
Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina pustaka
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
Manuaba, IBG.1998.Ilmu
Kebidanan,Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar